Israel meluncurkan sebuah klaster yang terdiri dari tiga satelit nano otonomos ke luar angkasa untuk memantau Bumi. Institut Teknologi Israel (Technion) pada Senin, (22/3/2021) awal pekan lalu mengumumkan peluncuran satelit itu.

Peluncuran dilaksanakan di Kazakhstan tersebut awalnya dijadwalkan berlangsung pada Sabtu sebelumnya, namun ditunda selama 48 jam akibat masalah yang terdeteksi pada roket pembawa, Soyuz-2.1a.

Satelit-satelit itu memasuki orbit yang berjarak sekitar 550 kilometer di atas Bumi empat jam dan 20 menit setelah peluncuran, dan sekitar setengah jam kemudian, satelit menyala dan mulai mengoperasikan sistem.

Klaster satelit nano ini akan mendeteksi sinyal dari Bumi menggunakan alat penerima misi yang dikembangkan oleh perusahaan pemerintah Israel Aerospace Industries, serta mengalkulasikan lokasi manusia, pesawat, dan kapal dengan akurat.

Sinyal kemudian dikirim ke pusat kendali misi yang berada di institut luar angkasa Technion. Klaster satelit ini dirancang untuk terbang di orbitnya dengan memanfaatkan kontrol dan komunikasi otonomos, tidak memerlukan panduan dari Bumi.

Setiap satelit berbobot sekitar 8 kilogram terdiri perangkat navigasi, sistem kontrol dan komputer, sensor, antena, serta sistem propulsi gas kripton yang unik dan inovatif.

Satelit-satelit tersebut juga dapat menghimpun energi melalui panel surya yang berfungsi sebagai sayap dan, jika diperlukan, akan mengendalikan penerbangan formasi satelit tanpa menggunakan bahan bakar, melainkan memanfaatkan tarikan udara di atmosfer. (jubi)