Pemred Media Sorot Keadilan dan Simson Wandik di Gd. Dewan Pers Lantai V |
Namun rupanya setelah mereka lulus kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana tidak diakomodir bekerja di pemerintah daerahnya. Padahal sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kapasitas tingkat sarjana di pemerintah kabupaten Tolikara sangat kurang. Banyak sekolah yang tidak memiliki tenaga pengajar yang sesuai kompetensinya. Tenaga pengajar bahkan diambil dari orang orang luar daerah setempat. Aneh, lulusan sarjana yang asli putra daerah malah tidak diberdayakan dengan sebaik-baiknya. Ada apakah gerangan ?
Simson Wandik,S.Pd salah seorang mahasiswa yang dibiayai Pemkab Tolikara dan sudah diwisuda mendatangi kantor redaksi Media Sorot Keadilan di Gedung Dewan Pers Lantai V jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat (19/09/2016) untuk mengadukan hal ini.
Mewakili 14 orang sarjana asli putra daerah Tolikara dia mengatakan,” Saya sudah dibiayai oleh negara untuk kuliah di Jakarta, setelah lulus menjadi sarjana tara bisa bekerja di daerah asal saya. Sebagai putra daerah saya ingin mengabdikan diri kepada masyarakat setempat, namun aneh pemerintah tak bisa mengakomodir,”Ungkap Simson kepada media ini.
“Aneh bahwa jawaban dari Kepala Dinas Pendidikan dikatakan mereka tidak memiliki anggaran. Lalu kemana anggaran pemerintah sebesar 20 % yang dianggarkan di RAPBN itu ? Saya berharap Pemkab. Tolikara membuka mata dan hatinya agar para lulusan sarjana ini diberi ruang untuk ikut mengabdikan diri kepada masyarakat daerahnya. “Kata Simson Wandik yang baru saja lulus sebagai sarjana keguruan dan pendidikan dari STKIP Surya Jl. Scientia Boulevard Blok U7 Gading Serpong,Tangerang.
Pemred Media Sorot Keadilan menerima kehadiran para sarjana Tolikara ini dengan prihatin dan berjanji akan meneruskan keluhan mereka kepada Presiden Jokowi,”Presiden harus mendengarkan suara para mahasiswa ini sesuai dengan Program Nawacita-nya. Simson Wandik dan kawan kawannya sebagai putra daerah yang sudah lulus sarjana harus diberi ruang menjadi tenaga terdidik untuk memajukan masyarakatnya.,”Ujar Andi Mulyati, SE kepada dimensinews.com.
Sangat memprihatinkan, tenaga terdidik yang sudah dibiayai oleh negara tidak bisa dimanfaatkan untuk membangun masyarakat daerah asalnya karena kebijakan Pemerintah Daerahnya yang tidak bijaksana.
“Bahkan ada dari 3 orang taman kami yang sudah bekerja, meskipun honorer tetapi di kabupaten Lany Jaya yaitu kabupaten tetangga daerah kami Tolikara,”Pungkas Simson.
(Red.)
Sumber : dimensinews.com
Komentar