Setelah masa aksi dibubarkan secara paksa oleh aparat gabungan dan Oramas kota Surabaya, Aliansi Mahasiswa Papua tetap menyatakan sikap dan membacakan peryataan sikap di asrama Mahasiswa Papua Surabaya (14/06) - Foto/Jhon Ukago
Surabaya, Nawor Lano - Masa aksi demo damai Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] se- Jawa Timur yang rencananya turun aksi di kota Surabaya  dalam rangka mendukung Papua Barat menjadi anggota penuh di Perkumpulan Ras Melanesia atau Melanesian Spearhead Group (MSG) pada pertemuan Konverensi Tingkat Tinggi (KTT) hari ini (14/06) di Honiara, Kepulauan Solomon. Dan juga aksi peringatan 47 tahun PEPERA yang terjadi di tanah Papua.

Saat tawar menawar dengan kepala Intelkam politik kota Surabaya
dengan masa aksi AMP - Foto/Zayur Bingga
Masa aksi damai AMP tersebut tidak berjalan sesuai rencana, dikarenakan pihak aparat gabungan TNI, Polri dan Intelijen menghadang dititik kumpul masa aksi dan berujung pada pembubaran paksa dengan alasan tidak memiliki ijin aksi, PEPERA sudah final, Agenda Hak Menentukan Nasib Sendiri Solusi Demokratis Bagi Rakyat Papua adalah anti NKRI dan Aksi Hanya segelintir orang.

Aksi ini diwarnai pula oleh aksi tandingan yang dilakukan oleh Aliansi Masyarakat Surabaya menolak Separatisme, dengan beberapa elemen ormas seperti Banser dan FKPPI yang tergabung di dalamnya. Aksi kontra separatisme ini di awali di bundaran jalan Pemuda Surabaya (area Balai Pemuda) dan lanjut menuju arah monkasel.

Aksi tandingan dari elemen Ormas Banser dan FKPPI
 - foto/Zayur Bingga
Koordinator aksi Zayur Bingga mengatakan, kami sudah memasukan surat ijin ke pihak kepolisian tetapi kami tidak diberikan surat ijin, kami dibilang segelincir orang, tetapi siapa yang membumkam kami, kekerasan terus terjadi, pembunuhan terus berjalan, kami diintimidasi, kami trauma, rakyat kami menangis, trauma ketakutan dan itu dilakukan oleh NKRI lalu kami dibilang segelincir, imbuhnya. (*)