ATRAKTIF : Penampilan tari-tarian semakin menyemarakkan pembukaan Liga Sepakbola Cendrawasih Cup ke-X di Stadion Gajayana kemarin. (Dicky/Malang Post) |
Malang, Nawor Lano – Pembukaan Liga sepakbola Cendrawasih Cup ke-X tahun 2016 di Stadion Gajayana Malang, Sabtu, (12/3) kemarin berlangsung meriah. Kegiatan dibuka dengan Tari Gunung dan Tari Pantai khas Papua ini diselenggarakan Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua Paniai Raya (Ipmapapara), Malang diikuti sebanyak 19 tim sepakbola.
Rangkaian acara pembukaan diawali dengan teatrikal Tari Gunung asal Papua. Mereka mengenakan pakaian khas Papua, berlari dan menari dengan iringan Lagu Tanah Papua di tengah lapangan. Tarian tersebut, menceritakan dua suku Papua pantai dan gunung, bertengkar memperebutkan kekuasaan. Dalam pertarungan tersebut, tiba-tiba datang sesorang membawa bola dan menendang keatas.
Kedua kubu tersebut, sontak berlarian mengejar bola tersebut. Disitulah masyarakat Papua mulai mengenal sepak bola. Sampai sekarang sepak bola di Papua sudah menjadi tradisi turun temurun mulai anak-anak sampai orang dewasa.
Ketua Pelaksana Johanes Gygai menjelaskan tujuan turnamen ini, guna menjalin persatuan antar mahasiswa Papua khususnya di Malang. Serta mengembangkan bakat dibidang sepak bola.Selain itu, menjaring hubungan kekeluargaan antar mahasiswa Papua. Sehingga tercipta rasa persatuan masyarakat yang lebih erat. “Mahasiswa Papua yang kuliah di Malang kan sangat banyak. Karena itu kita kumpulkan melalui turnamen ini,” ungkap Johanes kepada Malang Post.
Ditambahkan, event tahunan ini diikuti sebanyak 19 tim dari kabupaten asal Papua. Tim tersebut, dibagi menjadi 4 group dengan sistem pertandingan setengah kompetisi. Pembukaan dan final diadakan di stadion Gajayana. Sedangkan babak perempat final diadakan di Stadion Brantas, Kota Batu.
Lebih lanjut,Johanes menuturkan bahwa para peserta yang ikut mulai dari Sorong sampai Merauke. Antusias mereka sangat tinggi, terlihat para pemain merasa senang turnamen diadakan di Malang. Mengingat olahraga sepak bola di Papua sudah mendarah daging.“Pertandingan pembukaan antara Pama FC melawan Inocofu (Manukwari), skor akhir imbang 1-1,” ucapnya
Sementara itu, Ketua Ipma Malang, Alfred Pekei menambahkan tahun ini jumlah tim yang ikut, meninigkat dibandingkan tahun sebelumnya. “Tahun kemarin, 18 tim sekarang bertambah menjadi 19 tim,” katanya.
Tim peserta turnamen ini merupakan organisasi yang tergabung dalam payung hukum Ipma. Jadi, setiap kabupaten di Papua, sudah ada perwakilan dari Ipma yang mengkoordinasi turnamen ini. “Kami berharap kedepan sepak bola di Papua lebih maju. Serta menumbuhkan solidaritas dan semakin menjalin rasa persatuan dan kesatuan mahasiswa Papua, khususnya di Malang,” pungkasnya. (mg12/nug)
Sumber : malang-post.com
Komentar