Gambaran Tabloidjubi.Dok |
Salah satu orang tua dalam kesempatan tesebut mengatakan jika pemerintah tidak mampu membiayai mahasiswa Jayawijaya Pihaknya atas nama semua orang tua Mahasiswa STIP-AN, memintah agar anak-anak mereka segerah dipulangkan. Menanggapi aksi tersebut Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui Asisten 2 Sekda Gaad Piramid Tabuni, SP, MM yang diwawancarai mengatakan awalnya Pemda merencanakan untuk membiayai mahasiswa STIP – AN yang adalah salah satu sekolah pemerintahan Swasta di Jakarta selatan hanya saja tahun 2014 ini anggaran pemda jayawijaya sangat terbatas karena mengalami Difisit yang tinggi Akibatnya kata Gaat Tabuni para mahasiswa ini tidak bisa mengikuti kulia karena kewajibannya belum dibayar. “kami waktu itu janji untuk anggarkan tapi kondisi keuangan kita saat 2014 ini deficit tinggi sehingga janji itu tidak bisa terlaksana akibatnya tahun ini kan anak-anak ini tidak bisa ikut kulia karena kewajiban mereka belum stor”. Ungkap Gaat Tabuni. Dikatakan sejak beberapa waktu lalu pihaknya telah menyampaikan hal ini kepada Bupati Kabupaten Jayawijaya untuk bertemu perwakilan mahawsiswa yang ada di Jayawijaya, namun karena adanya agenda penting yang harus diselesaikan sehingga pada aksi tadi Bupati tidak menghadirinya. Lanjut Tabuni Bupati menginginkan adanya solusi yang bisa diambil atas persoalan ini dengan melihat permasalahan untuk selanjutnya diambil kebijakan terkait pembiayaan yang dikeluhkan tersebut “ bupati bilang nanti akan ambil solusi dengan harus melihat permasalahannya bagimana, darisitu pa bupati ambil kebijakan, jadi kebijakan itu yang kami staf akan laksanakan. Tentunya kebijakan menyangkut pembiayaan”. Tuturnya. Terkait penahanan 20 mahasiswa STIP-AN di Polres Metro Jakarta Selatan Asisten II mengatakan hal itu diluar dugaan pemda karena tidak mungkin pihak aparat menahan hanya karena menyampaikan aspirasi pasti ada sesatu yang melanggar aturan”ah itu diluar dugaan kita masa mahasiswa hanya bicara begitu langsung ditahan berarti ada apap-apa yang mereka buat. Itu kita tidak tau kondisi di ibukota, karena kalo orang ditahan itu pasti melakukan sesuatu yang diluar dari apa yang diharapkan oleh keamanan . tapi nanti saya akan komfirmasih hal ini”. Lanjuta As II. Disinggung kapan persoalan itu bisa tuntas diselesaikan Gaat Tabuni mengatakan sampai dengan ada pertemuan langsung dengan Bupati Kabupaten Jayawijaya karena Bupatilah yang punya kebijakan tertinggi di Kabupaten Jayawijaya. “sampai dengan pa bupati ada di wamena baru bisa diselesaikan ini. Kita akan lapor pa bupati dan memfasilitasinya. Jadi saya belum bisa kasi kepastian”. Tutupnya.
Menanggapi Jawaban Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Muasa Mabel yang adalah perwakilan mahasiswa STIP-AN Menyatakan tidak Puas atas jawaban tersebut, karena tidak bisa memberikan kepastian, padahal menurut Mabel hingga saat ini 20 mahasiswa masi ditahanan Polres Jakarta selatan. Ia juga menyatakan kecewa karena dari sejumlah pejabat pemda yang ditemua sejak beberapa hari lalu tidak ada satupun yang bisa memberikan jawaban memuaskan, hingga pada aksi orang tua wali Kemarin pun tidak ada jawaban kepastian. “jawaban hari ini saya sangat tidak puas. Saya suda lama datang kesini semua pejabat yang saya temua semua baku tolak, saya tidak tau siapa yang sebenarnya paling bertanggung jawab, sampai dengan aksi orang tua hari ini juga belum ada jawaban pasti, padahal teman-teman saya masi di tahanan sampai detik ini”. Ujar Mabel. Dengan demikian hingga beberapa hari kedepan jika pemerinta masih belum memberikan kepastian Musa Mabel mengatakan Pihaknya akan turun dengan masa yang lebih besar. Selain itu ia memintah agar pemerintah Kabupaten Jayawijaya segerah mendatangi Polres Jakarta selatan untuk menemui mahasiswa yang ditahan dalam rangka penyelesaian selanjutnya “saya atas nama teman-teman mahasiswa yang masi ditahanan minta pemerintah harus turun menemui mereka yang masih disel, untuk kita bicarakan sama-sama”
Dari informasih yang dihimpun 20 Mahasiswa STIP-AN Asal jayawijaya ini di jemput paksa Polres metro Jaya Jakarta selatan saat hendak menduduki Kantor Penghubung Provinsi Papua di Jakarta selama 2 hari 2 malam. Pendudukan mahasiswa ini sebagai bentuk Protes atas keluhan biaya semester selama 8 semester yang belum dijawab Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang akhirnya berujung pada penjemputan paksa oleh Pihak kepolisian. Hingga brita ini diturunkan 20 mahasiswa tersebut masih ditahan Polres Metro Jakarta selata. Sumber : tabloidjubi.com
Komentar