Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Jayawijaya (HMPJ), Nius Asso mengaku kesal atas hal itu , “Saya sangat kesal dengan tindakan Pemda yang tidak melihat kesejahteraan Mahasiswa ini, kalau Pemda tidak perhatikan kami, terus kami mau kemana. Kami ini aset Jayawijaya, jadi tolong penuhi hak-hak kami agar kami dapat membangun Jayawijaya dengan baik sebagaimana yang kita impikan bersama” ujarnya ketika diwawancarai wartawan tabloidjubi.com usai aksi unjuk rasa di kantor perwakilan kabupaten Jayawijaya di Jayapura, Jumat (16/5) kemarin.
Orator yang lain, Fitriani Lokobal menyampaikan, sejak dirinya baru masuk kuliah bahkan sampai hampir selesai Pemda tidak pernah memperhatikan kesejahteraan mahasiswa di lima asrama ini,
” Sejak saya kuliah, saya belum melihat ada bantuan dari Pemda yang selama ini dijanjikan seperti bantuan bahan makanan (Bama), bayar listrik, fasilitas komputer, perpustakaan, dan sebagainya,” tutur penghuni Asrama Putri Pemda Jayawijaya II, Padang Bulan.
Dampak dari itu, lanjutnya, mahasiswa harus menjual koran, menjadi tukang parkir, kerja borongan, minta-minta akibatnya tidak ada waktu untuk belajar. Dia menilai Pemda setempat telah ingkar janji.
Urbanus Asso, koordinator aksi itu, menambahkan pihaknya memalang kantor perwakilan Kabupaten Jayawijaya sebagai bentuk kekecewaan dan tuntutan atas janji pemda yang sudah empat tahun belum terealisasi.
Dalam aksi yang dijaga oleh puluhan personil kepolisian itu, para Mahasiswa kelima Asrama menuntut lima hal sebagaimana tercantum dalam pernyataan sikap yang diberikan kepada media ini; Pertama, segera menambahkan jumlah dana studi akhir dan pemberian beasiswa per semester, kedua segera memfasilitasi seluruh kebutuhan dan inventaris asrama putra/ I Pemda Jayawijaya di kota studi Jayapura, ketiga, segera mendorong mahasiswa/I yang selesai strata satu (S1) untuk melanjutkan kuliah di luar negeri di bidang-bidang yang masih dibutuhkan untuk memantapkan Jayawijaya ke depan yang lebih kuat.
Keempat, segera membangun gedung asrama Pemda Jayawijaya yang baru wilayah Sentani, Jayapura Utara dan penambahan menjadi tiga lantai untuk Asrama Nayak I di kota studi Jayapura dan kelima, segera menurunkan harga tiket pesawat wamena Jayapura-Jayapura Wamena.
Sementara itu, Meyka Marey, Manejer PT. Jayawijaya Air yang kebetulan mengontrak kantor perwakilan Pemda Jayawijaya di Jayapura mengatakan, tempat itu sedang dikontrak pihaknya senilai Rp 150 juta pertahun selama lima tahun, jadi tidak ada aktivitas yang berkaitan dengan kantor perwakilan Jayawijaya.
Tetapi kami terima kedatangan rekan-rekan mahasiswa dan akan saya coba hubungkan dengan 02 Jayawijaya (wakil bupati.red)” ujarnya saat menerima para masa aksi damai dari lima asrama mahasiswa Jayawijaya itu.
Aksi itu berakhir damai dengan penandatangan surat pernyataan perwakilan Ketua kelima Asrama sekaligus pihak Manajemen PT. Jayawijaya Air. Selanjutnya, aspirasi ini akan diantarkan oleh pihak PT. Jayawijaya Air kepada Wakil Bupati Jayawijaya dengan masa waktu satu minggu.
Kalau tidak diindahkan, maka mahasiswa kelima asrama khususnya dan mahasiswa Jayawijaya di Jayapura mengancam akan memalang semua aktivitas penerbangan yang berhubungan dengan Jayapura Wamena di Sentani. Sumber : http://tabloidjubi.com/
Komentar