"Kini mencerdaskan bangsa bukan lagi tulisan, melainkan aksi."

Memajukan pendidikan di Indonesia seperti sebuah khayalan. Cita- cita untuk memncerdaskan bangsa seakan hanyalah sebuah cita- cita tertulis. Faktanya, masih banyak pendidikan yang jauh dari kata baik. Apakah kamu masih diam?

Tidak perlu beranggapan bahwa memajukan pendidikan di Indonesia adalah sulit untuk dilakukan. Sosok ini dapat menginspirasi kamu bahwa mencerdaskan bangsa dapat dilakukan dengan hal sederhana, seperti mendonasikan buku kamu untuk anak- anak di daerah terpencil. Sosok inspiratif tersebut bernama Rosa Dahlia. Seorang wanita muda yang tergerak hati nuraninya untuk mengajar di tanah Papua.
“Anak- anak Papua tidaklah bodoh, mereka hanya membutuhkan kesempatan belajar seperti anak lainnya.”
Petikan pernyataan Rosa ini menyadarkan kaum muda untuk memperhatikan pendidikan di tanah Papua. Sebuah tempat dengan sumber daya alam yang sangat kaya. Hanya saja, tanah Papua ini membutuhkan pendidikan, sama seperti yang kamu peroleh hari ini.


Rela Meninggalkan Kenyamanan Hidup Di Pulau Jawa


Rosa Dahlia mengorbankan dirinya untuk mencerdaskan bangsa, yakni mengabdi di tanah Papua. Ia meninggalkan kenyamanan hidup di Pulau Jawa dan mengajar di daerah terpencil bernama Tiom, Papua. Rosa tidak terbeban atas keputusannya, karena ia sadar pendidikan adalah hal utama memajukan Indonesia.


Terinspirasi dari Sosok Butet Manurung


Butet Manurung merupakan seorang guru rimba yang mengabdikan dirinya pada kecerdasan bangsa di tengah-tengah suku anak dalam, Sumatera. Rosa tidak sekadar terinspirasi dengan sosok Butet Manurung, ia juga beraksi seperti yang dilakukan Butet yaitu mengajar di daerah terpencil tanpa memperhatikan seberapa gaji yang diberi. Walaupun ia terkendala dengan bahasa daerah Papua, ia tetap mengajar dengan campuran bahasa Indonesia sebagai aksinya untuk menyatukan bahasa yang satu, bahasa Indonesia.


Sang Guru yang Mampu Membangkitkan Semangat Belajar Anak Papua dengan Lelucon


Guru berperan untuk mengajarkan pendidikan. Namun, Rosa tidak sekadar mengajar pendidikan akademis saja, ia juga membangkitkan semangat belajar dengan tindakan-tindakan usilnya kepada anak-anak. Salah satunya adalah menyembunyikan sandal anak didiknya bahkan pura-pura membisikkan sesuatu padahal bertujuan untuk mencium anak didiknya. Rosa melakukan pendekatan secara psikis kepada anak didiknya, agar ia diperhatikan dalam mengajar pelajaran sekolah.


Permasalahan dalam Mengajar Dianggapnya Sebagai Kejadian Unik


Rosa Dahlia menginspirasi kamu untuk tidak menganggap segala penghalang menjadi suatu masalah. Ia menganggap permasalahan sebagai kejadian unik, yang semakin memotivasinya untuk lebih bisa. Kejadian unik tersebut terbukti saat Rosa mengajar anak didiknya. Ia terkendala dalam budaya dan fasilitas. Pada akhirnya Rosa harus belajar bahasa daerah untuk memudahkan anak didiknya dalam memahami pelajaran. Selain itu, ia terkendala dalam hal fasilitas belajar seperti ketersediaan meja bangku maupun buku. Namun, ia tetap berusaha mengajar sebisa yang ia lakukan demi pendidikan yang selama ini kurang dinikmati anak Papua.


Tabloid Elege Inone Sebagai Motivasi Anak Untuk Membaca


Rosa merupakan sosok pantang menyerah. Ia menerbitkan tabloid yang dapat memotivasi anak didik untuk semakin cinta pendidikan bernama Elege Inone. Arti Elege Inone adalah suara anak. Ia memasukkan karya anak didiknya ke dalam tabloid tersebut.


Tak Cukup Hanya Belajar Dari Buku, Ia Juga Memperkenalkan Teknologi


Satu hal yang selama ini belum dinikmati oleh daerah terpencil di Papua adalah teknologi, seperti laptop. Rosa tidak hanya mengajarkan pendidikan melalui buku, ia juga memperkenalkan teknologi yang dapat mendukung pendidikan seperti laptop, scanner, ataupun printer.

Semangat Rosa Dahlia dalam mencerdaskan bangsa menginspirasi kamu untuk tidak mengeluh dengan permasalahan pribadi saja. Rosa mampu menuntaskan permasalahan bangsa yakni pendidikan. Bahkan ia rela mengorbankan kenyamanannya di Pulau Jawa demi mengajar di daerah terpencil di Papua.

Mengeluh bukanlah solusi, mari saatnya menginspirasi anak- anak yang belum bisa menikmati pendidikan. (idntimes)