Siswa sekolah dasar di Okbab, Pegunungan Bintang – Jubi/Yuliana Lantipo |
Meski jarang terdengar, tetapi beberapa wilayah terpencil di Indonesia masih memiliki angka pendidikan yang rendah. Tidak hanya itu, minimnya dukungan tenaga pengajar membuat beberapa daerah berikut memiliki kualitas pendidikan yang masih jauh dari harapan.
Pertama adalah Papua. Pulau paling timur Indonesia ini, memang seringkali masuk dalam daerah tertinggal. Tidak terkecuali dari segi pendidikan, di Papua stimulasi wajib sekolah masih jarang terlihat. Salah satu contoh keberadaan PAUD, yang jarang sekali keberadaanya. Banyaknya sekolah hanya menggunakan tenda seadanya.
Kedua adalah Nusa Tenggara Barat. Masih dari daerah timur Indonesia, NTB juga mengalami hal yang sama dalam dunia pendidikan. Terdapat 417.991 warganya mengalami buta aksara.
Ketiga, Nusa Tenggara Timur. Provinsi yang terkenal dengan taman nasional Komodonya tersebut, memiliki 550 pulau. Tidak sedikit anak harus mengarungi lautan untuk sampai ke sekolah. Belum lagi, 44,63 persen dari 80 ribu guru hanya berijazah SMA. Alhasil transformasi kemajuan pendidikan belum benarbenar berkembang di daerah ini.
Keempat adalah Banten. Meski letaknya tidak terlalu jauh dari Ibukota, provinsi yang baru lahir ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah dalam dunia pendidikan. Banten merupakan salah satu provinsi dengan angka pengangguran yang tinggi. Di Banten hampir 90 persen masyarakat usia 1924 tahun tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Dan, ke lima adalah Aceh. Pasca di terpa tsunami tahun 2004 lalu, provinsi ini banyak berbenah membangun kembali infrastruktur kota. Sayangnya konsentrasi yang terfokus pada infrastruktur melupakan aspek pendidikan yang juga penting untuk dibangun. Alhasil Aceh seringkali masuk dalam daftar rapor merah yang pendidikanya masih tertinggal. (*)
Sumber : tabloidjubi.com
Komentar