Partispasi komunitas anak jalanan Kabupaten Jayawijaya saat karnaval dalam rangka HUT RI, 17 Agustus lalu di Wamena – Jubi/Islami |
Wamena, Jubi – Dinas Sosial Kabupaten Jayawijaya mendata sebanyak 600-an anak
jalanan yang berada di wilayah Kota Wamena dan sekitarnya, yang sehari-harinya
berada di jalanan untuk mengais rejeki.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten
Jayawijaya, Marthen Yogobi kepada wartawan di DPRD Jayawijaya, Rabu (27/1/2016)
menjelaskan, untuk anak jalanan memang perlu ada perhatian secara khusus,
karena anak jalanan ini banyak datang dari luar Jayawijaya.
“Dari data yang kami punya ada
sekitar 600 orang lebih, hampir semua orang tuanya ada di beberapa kabupaten
pemekaran. Oleh karena itu, ke depan kita akan coba untuk koordinasi dengan
pemerintah daerah untuk masing-masing anak-anak ini berdomisili dari mana, dan coba
bangun komunikasi dengan dinas sosial dari kabupaten pemekaran yang ada untuk
penanganannya,” kata Marthen.
Menyangkut keberadaan komunitas
anak jalanan (kanjal) di Jayawijaya, Yogobi mengungkapkan bahwa dinas sosial
belum ada langkah-langkah baik pembinaan maupun pemberdayaan bagi mereka,
karena mereka berada dalam satu komunitas.
Pasalnya, jika melihat aturan
kementerian sosial, yang namanya anak jalanan itu 1×24 jam ada di jalanan, dan
tidak dalam satu bentuk komunitas dan mereka itu yang ditangani oleh dinas
sosial.
Tetapi jika sudah ada wadah
atau kelompok yang menangani anak jalanan, maka dinas sosial hanya
berkoordinasi dengan wadah yang ada dalam rangka pembinaan selanjutnya.
“Kami sendiri belum lakukan
koordinasi dengan wadah atau organisasi anak jalanan atau kanjal yang ada di
Jayawijaya, meski data mereka ada di kami. Ke depannya, sangat tergantung dari
pembiayaan di daerah, kalau memang ada anggaran untuk mengatur komunitas anak
jalanan maka akan dilakukan,” tegasnya.
“Selama ini anggarannya memang
ada, hanya saja lebih pada pemberdayaan ekonomi masyarakat atau masyarakat
miskin yang itu kita jalankan. Untuk pembinaan anak jalanan baru tahun ini ada
programnya dan itu akan coba dilaksanakan. Karena sekitar dua tahun lalu, dinas
sosial lakukan baru pendataan anak jalanan, titiknya di Pasar Misi, Pasar
Sinakma, Potikelek, Jalan Irian dan pasar Jibama yang terhimpun jumlah mencapai
600-an lebih. Dan itu semua sebagian besar orang tuanya ada di kabupaten
pemekaran,” lanjutnya.
Ketua Komisi C DPRD Jayawijaya,
yang membidangi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, Welmina
Logo menjelaskan, keberadaan anak jalanan di Kota Wamena dan sekitarnya juga
menjadi perhatian serius dewan.
Menurut Welimna, dinas sosial
seharusnya membuat panti asuhan untuk menampung anak-anak yang ada di jalanan.
“Karena ketika ditanya orang tua mereka dimana, tidak mungkin mereka menjawab
orang tua saya ada di sini, dan mereka sudah terbiasa ada di jalanan untuk
mendapatkan uang dengan cara yang mudah, dan mengabaikan sekolah,” ucapnya.
Keinginan agar adanya panti
asuhan yang dapat menampung anak jalanan ini, DPRD Jayawijaya siap mendorong
hal itu. “Kami tetap akan mendorong hal ini, supaya mengurangi anak-anak di
jalanan yang sebenarnya bukan anak jalanan, karena sebenarnya mereka punya
orang tua,” katanya. (Islami)
tabloidjubi.com
tabloidjubi.com
Komentar