Pemandangan Sungai Balim Wamena dan orang Papua - foto Elege PHOTOgraphy
Ini adalah sebuah percakapan yang tak ada jawabanya dan itu menjadi sebuah pertanyaan yang sangat berat untuk dijawab, dalam pandangan mereka dan tidak semua yang berpendapat konyol, juga anda harus tahu kebenaranya agar tak bunyi nyaring tong kosong.

Penulisan ini berawal dari saling tanya jawab namun kedua pertanyaan sama-sama tidak dijawab, karena ini adalah termasuk kebenaran dari kenyataannya kehidupan orang Papua dan mereka yang datang mencari kehidupan di Papua.

Ada banyak, selain orang Papua atau pendatang yang berniat baik untuk tanah Papua dan orang Papua, namun sangat disayangkan dengan yang berpikiran konyol seperti percakapan dibawah ini.

Harga aqua sedang ini di Wamena Rp. 10.000,- hingga 12000,-
Berawal ketika saya mampir ke sebuah tokoh untuk membeli sebuah keperluan

Ketika saya bertanya, Mba ini harganya berapa? Dijawab Rp.12000,- harga satu buah Aqua botol sedang. Saya bertanya wow .. mba mahal ya, mbanya jualan di Papua untung banget ya, di Jawa cuman Rp. 2.500,-  5x lipat lo keuntungannya ya mba? gak dijawab..... :P

Dan saya memulai keluar dari tokoh tersebut, saya bertemu dengan seseoarang pria engak kelihatan mukanya dengan baik karena ditutupi helm, lalu dia bertanya habis belanja ya mace? saya diam saja dan emosi karena dipanggil mace, apa kirain ini istrimu ya??? hehe....

Sepertinya pria tersebut sedang mengikuti saya, ketika saya di tokoh tadi dan pria ini ia mulai bertanya, ea mace itu harganya murah saja Rp. 12000,-  untuk ukuran orang Papua, kenapa kamu mau singung? seolah dia menutupi sesuatu dan membelah. lalu saya menjawab ow.. begitu bersyukur kamu hidup di Papua, selalu meraup keuntungan ya mas?

Lalu pria ini memberi pertanyaan, kenapa kamu orang Papua suka membeli barang yang sudah jadi yang dikirim dari luar Papua, makanya kamu orang Papua itu hidupnya pemalas dan saling ketergantungan sama orang lain dan pada barang yang sudah jadi siap digunakan, tidak bisa menghasilkan sesuatu sendiri, padahal didepan mata ini semua barang ada, alam yang kaya tapi engak bisa diolah?

Sayapun tidak menjawab pertanyaanya, namun saya menjawab dengan beberapa pertanyaan balik...
  1. Masnya harus tahu seluruh latar belakang orang Papua karena tidak semua dan juga masalah Papua dari sebelum anda kesini, seperti sejak Papua diakneksasi ke pangkuan NKRI karena semua itu ada kaitanya?
  2. Kenapa anda jualan barang di Papua agar orang Papua membeli?
  3. Kenapa masnya ke Papua hanya cari kehidupan dan harta, tidakah masnya memberikan ilmu kamu itu agar orang Papua bisa olah barang sendiri?
  4. Kenapa masnya tidak membuka pabrik di Papua saja, agar orang Papua bekerja sendiri tanpa harus dikirim dari luar?
  5. Kamu tak mengirim dan menjual maka orang Papua hidup bekerja sendiri dan mandiri, kedatangan anda hanya mengajarkan kami untuk pemalas dan memanjakan kami adalah orang seperti kamu ini.
  6. Ketika anda tahu benar seluk beluk orang Papua dan latar belakang orang Papua maka anda akan penuh perihatin, namun anda datang sebagai niat diri sendiri makanya pantas anda punya pertanyaan seperti itu dan kami ini korban dari politik global dan imperialis kepentingan jadi jangan sok tahu dengan kami.
  7. Masnya perlu tahu banyak tentang Papua dan tolong mas bisa boleh omong begitu dan memberi masukan, apalagi masnya tanya pada orang yang terpelajar, jadi hati-hati lo ya mas ngomongnya?
Percakapan dan pertanyaan kami ini tak saling kami menjawab, mungkin karena kami punya argumen masing-masing dengan pendapat kami.

Dan maksud si pria ini, tidak salah dan itu sangat benar dari kebisaan kami namun saya harus membelah diri dari yang saya tahu, supaya orang lain mengetahui kebenaranya, semua itu terjadi karena kami ini adalah korban kepentingan politik dan sistem, itu sudah dari sananya. [adewamena]